Kamis, Agustus 04, 2016

Soal Memaafkan - 20160804


Aku kepikiran nulis ini setelah ga sengaja baca cerita di bawah.


Sumber: http://kisah-heboh.blogspot.jp/2016/07/pendiri-vihara-berterima-kasih-kepada.html
Harus sedikit nahan sakit di mata pas ngebacanya sih... Tapi ada beberapa hal yang aku bisa setuju.
Kita ga perlu balik berbuat jahat pada orang yang menjahati kita. Karena suatu saat Yang Di Atas akan membalaskan semua perbuatan jahat itu pada pelakunya sendiri.
Namun, baru-baru ini ada kejadian yang membuatku sangat jengkel dengan seseorang. Sepertinya sih, dia tidak sadar kalau sudah membuatku jengkel.
Dia melakukan suatu kesalahan yang besar kecilnya relatif. Tapi, aku selalu berusaha supaya tidak melakukan kesalahan itu ke orang lain, dan aku sangat benci jika ada yang melakukannya padaku. Hal inilah yang menjadi argumenku untuk mengatakan bahwa kesalahan itu termasuk kesalahan yang besar untukku.
Tapi, aku juga berusaha untuk rasional. Aku selalu berusaha memahami bahwa manusia ga sempurna, dan ga semuanya akan berjalan sesuai keinginan dan harapanku. Maka, jika orang itu dengan sungguh-sungguh menyatakan kalau dia menyesal dan meminta maaf, aku bisa melupakan kesalahannya dengan segera.
Nah, orang ini seharusnya tahu dia melakukan kesalahan. Yang membuatku jengkel adalah dia tidak langsung menyatakan penyesalan atau permohonan maaf. Ditambah lagi dia melakukan kesalahan yang sama di hari berikutnya. Hari berikutnya! Dan masih tanpa maaf!
Aku ga bisa jadi manusia sempurna yang sangat baik hati memaafkan kesalahan seseorang tanpa harus dimintai maaf oleh yang bersangkutan. Tapi aku bisa tetap bersikap baik dalam tahap wajar.
Hanya saja aku akan perlahan-lahan menjauh.
Karena aku tidak mau lagi menjadi korban kesalahan yang sama, oleh orang yang sama, tanpa menerima usaha dari pelaku sebagai "kompensasi" telah menjadikanku korban kesalahannya.
Ngerti ga maksudku? Aku juga susah nyari kata-kata yang tepat.
Oke, manusia selalu salah. Manusia bisa melakukan kesalahan pada orang lain. Makanya ekspresi meminta maaf itu sangat indah buatku. 
Memang, banyak yang bilang jangan terlalu sering meminta maaf, karena kesannya terlalu merendahkan diri. Tapi mbok ya nyadar kalau berbuat salah!

Haahh.. Ini bukan inti pembicaraan yang mau kuutarakan.
Aku cuma mau bilang, kalau sampai ada yang bikin aku jengkel, aku akan menjauh dan berusaha ga akan dekat-dekat dengan orang itu. 
Ga nyambung sama cerita awal di atas, ya? Ah, terserahlah... 

Tidak ada komentar: