Senin, Agustus 26, 2013

下北沢‼カレー食べ放題‼

最近、本当に下北沢駅が好きになった。可愛い下着を売っているTutu Annaもあるし、大きいゲームセンターもあるし。この間、デアとそこに計画なしで行ったら、カレー食べ放題の店があった‼
デアは甘党だけど、辛いものは全然大丈夫で、あたしも大食いで、ちょうどいいレストランだ。しかも、ハラールなの‼
やっている人はパキスタンかインドの人のようであり、980¥(税引き)で食べ放題‼
飲み物は全部350¥だけど、水だけでようかろう~‼(なんでカレー食べ放題の話で、エルザの話し方なの?分からない方は、フェアリーテイルを見て、、)
あたしとデアは飲み物を頼んだけどね、、
デアが頼んだものは忘れたけど、美味しいらしい。
聞かれて、あたし達がインドネシアから来たと店員さんに言った後、店員さんが「インドネシア人はこのマンゴslushieが人気ですよ」って言われた。せっかく薦めてもらったから、それにした。で、それにしてよかった‼超おいしい‼
食べ物の方はバッフェーの方式である。
アペタイザーはサラダとピザー‼普通においしいと思うな。
ご飯が普通の白飯とインドネシアの黄色いご飯という意味のNasi Kuningに似ている飯という二つの種類がある。おかずはフライドチキンとフライドヌードルだ。あたしは個人的はそのヌードルはあまり好きじゃないけど、フライドチキンの味はインドネシア的って感じ?
カレーは野菜カレー、チキンカレー、マトンカレーという3つの種類のカレーである。一番おいしいとあたしが思っているのはチキンカレーだ。文字通りの肉食だから、、 :v
辛くて美味しいし。
マトンも肉であろう?確かにそうだけど、そのカレーにはピーという緑色の小さい玉の形をしている野菜が入っているからだ。ピーは嫌いわけじゃないけど、ない方がいいと思っているからだ。そこで、マトンカレーの点数が下がった。
でも、全体的には、野菜カレーも含めて、全部美味しい‼
帰国する前に、一回行こうかな、、
その後、ゲームセンター‼ XD
その時撮った写真はあまり多くないけど、、(食べ物の写真を撮っている方じゃなかったからね、、)



アペタイザー


白飯、マトンカレー、フライドチキンとフライドヌードル


ナン

 チキンカレーと野菜のカレーとマンゴslushieの写真を撮るのを忘れた、、orz


Jumat, Agustus 23, 2013

Sudden encounter, keteledoranku, dan kejujuran orang Jepang

Aku bingung harus memulai dari mana..
Sebenarnya aku sudah berencana untuk ke kantor walikota Fuchu untuk mengurus proses kepulangan ke Indonesia tanggal 21 kemarin. Yah, teringat masa-masa pertama kali tiba di Tokyo. Banyak dokumen yang harus diisi. Bagian dari kehidupan di Jepang yang menurutku sangat merepotkan di balik semua kemudahan hidup di sini. Yah, paling ga, ga seribet di Indonesia sih, menurutku. 
Tapi karena pada tanggal 21 kemarin diajak Dea, mahasiswa UI yang juga sedang ryugaku (studying abroad) di TUFS, ke kebun bunga matahari, aku memutuskan untuk menundanya menjadi hari ini, tanggal 23. Aku juga ga ada uang kalau misalnya di sana ditarik biaya asuransi kesehatan yang seharusnya aku bayar sebelum bulan Juli berakhir, tapi sampai aku tiba di kantor walikota Fuchu tadi belum kubayar. :v (jangan ditiru, yaa..)
Nushani, teman ryugaku dari Srilanka, memutuskan untuk ikut denganku ke kantor walikota karena dia juga akan pulang sebentar lagi. Lalu, kami bertiga pergi ke Fuchu dengan Chuu Bus, yang berangkat pukul 13.33.
Chuu bus yang muncul tiap 30 menit sekali ini adalah bis kecil yang semua rute-nya menuju atau berangkat dari Stasiun Fuchu ke daerah-daerah pelosok kota Fuchu. Tarifnya flat 100 ¥ untuk orang dewasa maupun anak-anak, jauh maupun dekat.
Kami sepakat untuk berangkat dari asrama pukul 13.20. Namun, aku keasyikan melihat-lihat meme di facebook, terperanjat ketika menyadari sudah pukul 13.24! Padahal sebelumnya Dea, yang juga ingin ke toko 100¥di Fuchu, sudah datang ke kamarku dan mengatakan kalau dia akan menunggu kami di lounge di lantai satu asrama.
Aku pun segera bersiap-siap dan segera keluar kamar untuk menekan bel kamar Nushani, yang juga baru saja selesai bersiap-siap. Aku berencana untuk sekalian mengumpulkan berkas jadwal pulang ke Ryugakuseika (overseas student department). Ketika aku ingin menanyakan beberapa hal pada Nushani yang sudah mengumpulkan berkas itu, aku tersadar kalau berkas yang akan kukumpulkan itu belum kumasukkan ke dalam tasku. Terpakasa aku berlari kembali ke kamar untuk mengambilnya. Aku masih terengah-engah ketika Dea dan Nushani mengatakan padaku supaya kami naik Chuu Bus selanjutnya yang berangkat pukul 14.03 karena sudah tidak mungkin bagi kami untuk tiba di halte untuk naik bis yang tiba pukul 13.33. 
Nushani juga belum makan siang, jadi kami sepakat untuk bertemu lagi di kantin setelah aku ke ryugakuseika. Setelah dari ryugakuseika aku memutuskan untuk mengambil uang di atm, kemudian membeli baum kuchen favorite-ku di kopma TUFS. Aku menghubungi Dea dan bergabung dengan mereka berdua di kantin lantai satu yang saat itu sudah tutup. Kami sempat ngobrol sebentar di situ sebelum memutuskan untuk pergi ke halte bis. Kami melewati kopma lagi sebelum aku memutuskan untuk kembali dan membeli minuman. Nushani dan Dea berhenti di bagian majalah sementara aku terus masuk ke bagian minuman. Di situlah aku menyadari ada seorang gadis yang mematung memandangiku, dan akupun terpaku ketika balik melihatnya. Gadis itu adalah Ayano, mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia TUFS yang pernah ryugaku di UGM satu tahun sejak pertengahan tahun kemarin. Dia sedang bersama Tai-chan, yang juga mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia TUFS yang ryugaku di UGM juga bersama dengan Ayano. Kami bertemu sebentar di Jogja sebelum aku berangkat ke Tokyo. Senang rasanya mereka masih mengingatku. Kami keasikan ngobrol sampai akhirnya Dea memanggilku dan menunjuk ke arah jam yang ada di arah kasir kopma. Aku terperanjat ketika menyadari sudah hampir pukul 14.00 dan buru-buru pamit ke Ayano dan Tai-chan.
Hampir saja kami ketinggalan bus dua kali gara-gara keteledoranku.
Aku ingin mengambil handphone-ku untuk melihat jam ketika aku menyadari hape-ku tidak berada di dalam tasku. Aku mengobrak-abrik isi tasku dibantu Nushani dan Dea. Kemudian kami harus menelan kenyataan pahit (aihh..) bahwa aku berbuat teledor lagi dengan menjatuhkan hape dan mp3 player-ku. Itu kesimpulanku. Nushani berusaha menelepon hape-ku beberapa kali dengan harapan pemungut hape-ku akan menjawabnya. Namun, hasilnya nihil. Kami memutuskan untuk menuju ke kantor walikota dulu, karena sudah terlanjur naik bis dan hampir sampai di tujuan, baru mencari hape dan mp3 player-ku di kampus. Aku yakin aku menjatuhkannya di lingkungan kampus karena aku ingat aku mengecek hape-ku di kantin tadi.
Untuk cerita di kantor walikota dan toko 100 ¥ di Fuchu, karena tidak begitu penting (mungkin), ku singkat aja, ya.. Cuma ngisi beberapa dokumen, bayar uang asuransi yang belum kubayar, lalu menuju toko 100 ¥ dan pulang saja sih.. :v
Ntah kenapa aku sebenarnya tidak begitu khawatir dengan hilangnya hape-ku. Padahal bisa dibilang aku orang yang sudah keracunan hape sampai-sampai tiap dua menit pasti memeriksa hape (jika tidak sedang di depan layar laptop-ku, tentunya :v). Mungkin karena Nushani dan Dea yang terus menghiburku dengan mengatakan hape-ku pasti akan ketemu. Seperti sebelumnya ketika aku menjatuhkan kunci kamarku beserta card holder yang berisi kartu mahasiswa, KTP untuk di Jepang, kartu pasmo (IC Card untuk naik kereta, bis dll, dengan kata lain, electric money gitu deh..) dan kartu member karaoke Utaundamura (ngiklan dikit.. :p)
Saat itu aku yakin aku menjatuhkan kunci yang dipasang bersama card holder itu di ryugakuseika, ketika aku sedang mendaftar untuk program wisata Kyoto-Nara. Aku bolak-balik dari ryugakuseika, kopma dan kantin (rute yang kulewati setelah mendaftar program wisata tadi) sekitar dua-tiga kali. Saat itu Ardha, yang sedang main ke Tokyo untuk menonton Gintama Matsuri 2013, dan Dea mencoba menghiburku dengan mengatakan mungkin aku melupakan kuncinya di kamarku, atau meninggalkannya terpasang di pintu kamarku ketika berangkat dari kamar dengan terburu-buru. Lalu setelah menyelesaikan makan siangku, kami kembali ke asrama dan mendapati bahwa kamarku terkunci dan tidak ada tanda-tanda kunci terjatuh di sekitar situ. Aku kembali dan menanyakan ke orang di kopma, yang kemudian menyarankanku untuk bertanya ke gyoumuka (kalau bahasa Inggris mungkin jadi business department kali ya?) atau ke bagian keamanan. Aku langsung menuju gyoumuka terletak sejajar dengan ryugakuseika. Aku melihat satu rak berisi barang-barang yang temuan tapi kunciku tidak ada di sana. Aku pun bernapas lega setelah bertanya pada petugas di gyoumuka dan tahu kunci dan card holder-ku ada di sana.
Mungkin ini jugalah yang membuatku tidak begitu khawatir dengan hilangnya hape-ku. Dan benar, ketika aku kembali ke kampus dan menuju gyoumuka, aku melihat hape dan mp3 player-ku ada di dalam rak itu. Ternyata, aku juga menjatuhkan Kartu Tanda Curling Master yang kuterima dari Nushani dan sticker VS Arashi yang kudapatkan setelah bermain Dual Curling di booth VS Arashi di event Fuji TV di Odaiba kemarin!
Ternyata aku memang menjatuhkannya ketika berlari mengejar Nushani dan Dea karena menuju ke halte bus duluan. 
Asyik ya, kalau di Indonesia bisa seperti di sini. Aku ga sabar ingin pulang karena memang sudah kangen dengan keluarga dan sahabat-sahabatku di sana, tapi hal-hal seperti kepraktisan dan kejujuran di dalam kehidupan orang Jepang seperti inilah yang mungkin akan membuatku kangen masa-masa ryugaku di sini. Aku tahu aku plin-plan, aku kangen rumah tapi aku masih ingin ryugaku.. hahaha...
Sebenarnya cerita tentang hilangnya hape-ku ini yang ingin kuceritakan. Tapi cerita tentang ketidak-sengajaan bertemu Ayano dan Tai-chan, dan hampir ketinggalan bus juga hal yang asik untuk ditulis, kan..?
A, aku lupa kalau dapet artikel untuk diterjemahin sebelum tanggal 27. Masih ada waktu. Aku mau baca novel dulu, deh. Lagi keranjingan baca The Help, karangan Kathryn Stockett, yang kudapat dari tanteku tahun lalu waktu aku main ke Nagoya. (baru mulai bener-bener dibaca sekarang.. :v)
Hyaaaooo~

Kamis, Agustus 22, 2013

Dual Curling di Odaiba

Akhirnya jadi juga ke Odaiba~
Sebelumnya dah pernah, sih.. Tapi kali ini untuk bermain Dual Curling!! Dual Curling ini adalah satu permainan dari variety show VS Arashi, yang tayang tiap Kamis jam 19:00 di Fuji TV (eh, ngiklan..)
Permainan ini intinya adalah permainan mendorong curling stone ke satu zone yang ditentukan, dari jarak tertentu, dalam waktu tertentu. Permainan dibagi dalam dua tim, merah dan biru, masing-masing tiga orang. Masing-masing orang mendapat jatah tiga curling stone. Zone tempat curling stone berhenti berbentuk bulat dengan 3 lingkaran dengan poin 10, 30 dan 50 dari luar ke dalam. Di sebelah luar 10 point zone ada gutter, yang tidak memiliki poin. Kalau di TV, skor total masing-masing tim dihitung dari jumlah poin yang didapat dari posisi semua curling stone sesuai warna tim masing-masing. Jika di akhir waktu, tim merah berhasil meletakkan 1 stone di 50 point zone, 1 stone di 30 point zone, dan 2 stone di 10 point zone, berarti poin total tim merah adalah (1x50)+(1x30)+(2x10)=100 poin. 

Masalahnya, zone tim biru juga sama. Jadi selain berjuang untuk mendorong dengan kekuatan tertentu supaya curling stone tepat berhenti di 50 point zone, kita juga harus bisa menggunakan curling stone kita untuk mendorong curling stone lawan keluar dari 50 point zone atau malah kalau bisa mendorong stone lawan ke gutter
Namun, di permainan yang aku mainkan ini peraturannya sedikit berbeda. Tim yang berhasil meletakkan satu saja curling stone-nya di 50 point zone hingga waktu berakhir, dialah yang menang. 
Sayangnya di booth Dual Curling ini dilarang mengambil foto, jadi tidak bisa mengabadikan pengalaman pertama main game VS Arashi.
Aku dan Inung masuk dalam tim biru, dan satu orang staff menjadi plus-one-guest kami (buat yang ngerti VS Arashi, pasti ngerti joke ini.. :v)
Sayangnya aku terlalu bersemangat sehingga mendorong curling stone pertamaku ke dalam gutter.. orz
Inung sedikit ragu-ragu untuk mendorong stone-nya sehingga stone pertamanya berhenti di 10 point zone. Setelah itu aku juga mendorong dengan sekuat tenagaku untuk mendorong stone lawan sampai ke gutter, sambil berusaha mendorong stone warna biru yang didorong staff dan Inung ke 50 point zone. Tapi aku gagal dan alhasil, kedua tim tidak ada yang berhasil mendaratkan stone-nya ke 50 point zone.. hahaha.. orz
Kemudian, Hien, Nushani dan mbak Euis yang mendapat tiket bermain setelah kami, masuk ke tim merah, dan bermain cukup bagus. Mereka masih baru tentang acara VS Arashi, bahkan Nushani baru menonton acara tersebut di malam sebelum kami ke Odaiba. Namun, justru Nushani yang berhasil mendaratkan stone pertamanya di 50 point zone. Walaupun pada akhirnya kedua tim mendaratkan stone-nya di 50 point zone, sih.. 
Mereka mendapatkan hadiah kartu tanda Curling Master, dan sticker dari movie yang diangkat dari dorama yang dibintangi oleh orang yang sama, Sho Sakurai, yang berjudul Nazo Toki wa Diinaa no Ato (biasa disingkat Nazodi), dan sticker VS Arashi. Aku dan Inung? Kami mendapatkan sticker VS Arashi sebagai tanda pernah mengikuti event ini. Walaupun pada akhirnya, Hien memberikan kartu Curling Master dan sticker Nazodi-nya pada Inung, dan Nushani memberikan kartu Curling Master-nya padaku.
Coba cuacanya ga panas, hari ini pasti sempurna.
Rasanya pingin balik lagi ke Odaiba besok buat nyoba main lagi. Toh event ini masih ada sampai 1 September nanti.. 

link event : http://www.fujitv.co.jp/uso2013/index.html
Kalau penjelasanku kurang jelas soal game-nya, coba liat video ini aja deh.. Dual Curling-nya dari menit ke-14.. pake bahasa Jepang, sih...

http://www.dailymotion.com/video/xizhsy_2011-05-26-vs-arashi-haruna-ai-mukai-osamu-and-paradise-kiss-team_music?search_algo=2

capek~ tapi senang~

Rabu, Agustus 21, 2013

Ocehan ga jelas karena ga bisa tidur

Ga bisa tidur!! Padahal besok harus berangkat jam 6 pagi dari asrama.. mau ke mana? Fuji TV di Odaiba..
Ada event yang aku lupa namanya, tapi aku diajak sama seorang temen, Inung, yang fansnya Arashi.. Di situ kami bisa mencoba main satu game dari variety show favorite kami,  Dual Curling dari acara VS Arashi!! Yay!!
Tiap nonton acara itu, rasanya pingin coba semuanya.. Game lainnya kaya Pinball Runner, Rolling Coin Tower, dll.. Yang paling pingin kucoba, Kicking Sniper!! Itu game yang kita harus menjatuhkan kaleng-kaleng yang bergerak dengan menendang satu bola besar dari jarak tertentu.. Aaahh.. ngeliatnya aja kayanya asik banget!!
Tapi di event besok cuma ada Dual Curling.. tapi gapapa lah..
Nah, selain waku2 karena besok bakal ketemu Inung, bakal main Dual Curling bareng, penyebab aku ga bisa tidur adalah kilat yang beberapa kali tampak dari jendela kamarku.. Aku ingat waktu kecil waktu aku takut sama kilat dan petir, mama dan papaku selalu bilang, kilat dan petir itu temanku.. Waktu itu aku percaya begitu saja dan selalu mengatakan hal yang sama pada temanku yang takut pada kilat dan petir..
Aku percaya kalau kilat dan petir adalah teman anak-anak..
Btw, namaku adalah Thathit Puspaning Gegana, kata papaku diambil dari bahasa Sansekerta. Thathit artinya kilat, Puspa artinya bunga, dan Gegana artinya angkasa.. keren, ya? Biarpun aku orangnya ngawur begini..
Setelah tau arti namaku sendiri pun aku masih belum menyadari apa yang dimaksud papa mamaku soal kilat dan petir adalah teman..
Butuh beberapa tahun sampai aku menyadari papa mamaku mengatakan kalau kilat dan petir adalah teman itu karena arti namaku.. dasar lelet..
Daripada takut dengan kilat dan petir, aku lebih sering teriak karena kaget.. aku orangnya kagetan dan gelian.. jadi ga cocok ma film horor atau thriller.. selain aku juga suka ngebayangin hal-hal aneh yang kemungkinan terjadinya mendekati nol, setiap nonton film horor.. nulis kata horor aja ni aku merinding..
Gelian tu ya aku lemah kalau dikitik-kitik.. ini kelemahanku yang terbesar.. Sekali dikitik-kitik, aku mengibarkan bendera putih, deh..
Balik lagi soal kilat dan petir.. ga banyak sih.. tapi sekitar dua tiga kali aku sadar ada kilat karena kondisi kamarku saat ini gelap dan hanya terpasang korden transparan..
Aku ga liat langsung kilatnya karena posisi kepalaku membelakangi jendela.. Petirnya? Aku ga denger.. mungkin karena posisi kilatnya sebenernya jauh?? Atau karena musik dari MP3ku masih berputar? (Kebiasaan dengerin musik sampai ketiduran)
Oh, God.. bisakah aku bangun pagi besok?
A, satu lagi alasan aku ga begitu ngantuk..
Tadi sore aku tidur sekitar satu jam.. #kabur 
    
 

Selasa, Agustus 20, 2013

Adventure of Silvia and the Loner

Yah.. dibilang adventure-petualangan pun, sebenernya cuma pergi belanja ke Fuchu naik sepeda.. aku ga merhatiin jam berapa aku berangkat, tapi aku sampai di Fuchu jam 10.45an.. Aku niat ke Daiso, toko 100 yen, untuk membeli barang2 yang kubutuhkan untuk persiapan pulang. Namun, aku baru sadar kalau Daiso buka dari jam 11.00.. Jadinya, untuk membuang waktu, aku memutuskan untuk menikmati Peach Yogurt Float di First Kitchen dan menulis postingan ini.. Daripada bengong sendirian..
Tapi bingung juga mau nulis apa.. habis, akhir2 ini rasanya hampa.. ceilee..
Btw, kenapa aku memutuskan naik sepeda ke Fuchu? Kan ada Chuu Bus yang cuma 100 yen.. ga panas.. agak lama sih..
Yah.. aku cuma ingin menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan Silvia, mountain bike yang dipinjamkan Kuga-san, seorang kenalan Jepang yang sangat baik hati.. sepeda itu dinamakan Silvia oleh Kuga-san sendiri karena warnanya silver..
Aku ga ada kebiasaan ngasi nama khusus ke barang-barang, sih.. Tapi, kalau tau suatu barang ada namanya, aku jadi menganggap barang itu hidup.. Silvia kadang sering kuajak omong, kuelus-elus ga jelas dengan tatapan mata yang jauh.. Mengingat kami sebentar lagi akan berpisah..
Padahal dia yang selalu menemaniku saat pulang malam-malam dari baito.. Aku selalu memilih stasiun Tobitakyu karena lebih murah, biarpun jauh.. Toh, aku ada Silvia..
Ah, Daiso dah buka..   

Senin, Agustus 19, 2013

タイムイズマネー??違うんじゃない、、?だって、タイムイズ、、

疲れた~
一昨日と昨日、いっぱい遊んで疲れたから、今日は引きこもる予定だったんだけど、友達が来て、自転車で武蔵境に買い物に行こうって誘われた。
ま、完全に引きこもりたいでもないから、食材(っていうより、お菓子かな?:p)もそろそろなくなるところだし、いいじゃん?って思って、午後3時に行くことになった。
時間つぶしで、Freeというアニメを見ることにした。
アニメの話は、後にするわ。
行く前に、東京外大の留学生課から帰国の航空券の情報が書いてある書類を留学生課に取りに来てくださいというメールが来た。そして、行くついでに、取りに行った。
後悔した。
なぜかというと、その書類をもらって、「あ、やはり、留学はもうそろそろ終わって、そろそろ帰国しなければならないな」と気付いた、、
何だろうね、、そろそろ帰るから、悲しむ友達に「悲しまないでよ、あたし、笑顔でお別れの方が好きだよ、、」っていつも言っているのに、さっき、自分でも、泣きたくなってしまった。
無論、泣かなかった。買い物に行っている中だし。
なんか、時間ということが怖くなった。前には思ったけど、時間が前にしか進まないからよかったって。でも、最近、時間について思っているのは、なんで進むのは早いのって。
人間って、ま、せめてあたし、わがままなものだね、、ある時、時間が早く過ぎるように願ったり、他にもっと遅くしてほしかったりしている、、
waktu adalah uang, 時は金なり、time is money,って言われているよね。
反対とは言えないと思うが、あたしの意見では、waktu adalah segala-galanya, 時はすべてだ、time is、、いや、英語ペラペラじゃないから、英語のバージョンをやめとこう、、
あああ、、留学している時に遊び過ぎたから、元の大学に帰って、卒論を書きながら、進路を考える学生に戻らなければならない時は、嫌になるな、、
特に、進路まだちゃんと考えていないから、、ああああ、、
立派な大人になるのは、子供っぽさをうまく残している大人だとある教科書で書いてあるけど、
「うまく」ね、「うまく」っていう言葉があるよ、、よく子供っぽいって言われているけど、その教科書で言う「うまく」とは言えないと思う、、
ママのお腹に戻りたい~

Kamis, Agustus 08, 2013

Happy Ied Mubarak 1434 H!!

Fyuh!! Aku tidak percaya hari ini tiba juga!! Ramadhan yang panjang di Tokyo, berhasil kulewatkan.. ga genap 1 bulan sih... 5 hari batal gara-gara ga tahan godaan.. :v #dilempar-ke-neraka.. eh, apa 6, ya..? tauk, ah... 
Aku dapat ide ini ketika diminta bos-ku di NDD (New District Design, tempatku kerja sambilan) membuat semacam e-mail ucapan selamat Lebaran untuk kolega kami di Indonesia. Lalu, aku terpikir untuk membuat kartu Lebaran.. Dan saat membuat kartu itu, aku terpikir untuk membuat kartu Lebaran khusus diriku sendiri. Lalu, jeng-jeng-jeng!! Jadilah, ini!! Huahahaha!!


Bukan sombong atau apa, sih.. Mungkin karena background-nya gambar yang kuambil dari pesawat saat akan mendarat di Okinawa, dan jilbab kupakai warnanya senada, berasa gambar iklan pesawat apa gitu.. Aku pramugari-nya #ngarep
Siapa yang ambil gambarnya..? Aku minta tolong tetangga dari Srilanka, Nushani yang baik hati.. Saking baik hatinya, dia sampai kembali ke kamarnya untuk mengambil kamera-nya yang lebih baik dari kameraku, dan menawarkan untuk mengambil fotoku sebanyak apapun sampai aku mendapatkan foto yang kuinginkan..
Tapi, untuk gambar ini, cuma bisa satu pose.. Jadi, ambil foto sebanyak apapun kebanyakan mukanya sama. #you don't say?
Tapi mempertimbangkan cahaya, dll, (aku males ngedit-ngedit cahaya, dll) aku memutuskan untuk memakai gambar yang ada di atas itu..
aslinya

Totalnya ada 34 foto yang diambil, termasuk 1 selca, 1 foto dengan pose gaje, dan 2 snapshot dari Nushani.. Banyak juga yang rasanya sayang karena ga kepake.. Tapi akunya juga males bikin kartu banyak-banyak.. :v





 

dasar narsis.. :v
paling ga aku nyadar aku banci-kamera yang narsis, kan.. :v

Selasa, Agustus 06, 2013

Second time Kyoto-Nara

Wow! Waktu berjalan cepat.. perasaan baru kemarin aku naik Shinkansen dari Stasiun Tokyo menuju Stasiun Kyoto, sekarang dah naik Shinkansen jurusan sebaliknya, sambil nulis post ini, sambil dengerin Lelaki-buaya-darat yang dinyanyikan Ratu.. (Info ga penting, lol)
Second-time Kyoto-Nara? Have I been there? Yep, I went to Kyoto, Nara and Osaka in the spring.
Lalu ada program wisata lagi di musim panas ini, shinkansen pp, hotel dgn akomodasi lainnya hanya 10,000\! Itu pun belakangan aku tau kalau sebagian besar dananya ditanggung Kampus TUFS, dan untuk para pesertanya masih ada kelebihan dana 2,800! Mantep banget, ga tuh?

Hotelnya juga bersih dan asik banget!! Ada ofuro yg besar untuk bersama, (ladies and gents terpisah, tentunya), yang mirip banget sama ofuro di asrama Fukuoka University. It feels so nostalgic, coz it was my first ofuro, and my first time to take a bath together with other people. nyeh nyeh nyeh Hari pertama kami tiba di Stasiun Kyoto sekitar pukul 13.00, lalu kami dijemput oleh bis yg sudah di-charter dan langsung menuju ke Tenryuji, kemudian Kinkakuji.



narsis di bis :v






Jepretan iseng dari dalam bis


Kami menikmati pemandangan taman yang indah di Tenryuji, kemudian aku mendapat satu objek menarik dan mengambil foto ciuman bersama katak di kolam. Lol


Nargis, mbak-mbak cantik dari Tajikistan
bisa diajak gaje juga.. :v



Lalu, aku dan seorang teman mencoba melemparkan uang ke kolam tersebut setelah mengucapkan permohonan di kolam tersebut. Apakah manjur atau tidak, itu urusan belakangan. Haha.
Mau tau permohonanku? Ga? Ga penting katamu? Aku berharap untuk perdamaian dunia tauk! Aku baik hati, kan? Hahaha..





jepretan iseng di Tenryuji.
aku lagi nyadar ga ngambil banyak foto pake kamera sendiri di sini.. :v


Pas menuju bis, kami melewati toko souvenir yang menjual beberapa omamori (charm), untuk asmara, kesehatan, uang, kebahagiaan, dll. Aku sempat bingung memilih antara asmara atau uang (keliatan banget desperate-nya, lol), Lalu akhirnya mengikuti saran temanku untuk mengambil charm untuk kelancaran uang.. (berat matre-nya ternyata)
Lalu, Kinkakuji. Aku dah ke Kinkakuji sebelumnya, tapi aku tetap menikmatinya.. Apalagi sebelumnya aku datang tanpa informasi apa-apa maengenai Kinkakuji. Ada pamflet sih, tapi sayang banget kan kalo menghabiskan waktu di situ buat baca pamflet doank? Bahasa Jepang, pula. (Ketauan kalo males baca kanji :v)
Jadi waktu itu kuputuskan untuk menikmati saja keindahan bangunan berwarna emas ini. Kali ini, tour guide-nya membekali kami sedikit informasi mengenai bangunan ini. Biarpun yang aku ingat cuma Kinkakuji dibangun oleh Ashikaga Yoshimitsu aja. Lol



atap Kinkakuji.
Males foto di depannya habisnya orangnya rame banget!


Aku ga beli omamori apa-apa di sini, tapi memutuskan untuk mencoba soft cream yang dijual di dekat tempat parkir bis. Ntah karena memang suhunya sedang tinggi, atau aku-nya yang lelet makannya, soft cream-nya meleleh dan jatuh di kaos putihku. Orz



kaos Monkichi-ku orz


Tapi, sudahlah. Toh, habis ini kami akan menuju hotel. Lebih tepatnya ryokan, sih. Hotel ala Jepang, gitu.
Sehabis makan malam, aku dan beberapa teman berencana untuk berjalan-jalan di sekitar hotel. Namun, hujan yang turun tiba-tiba membuat kami mengurungkan niat dan bermain karuta, permainan kartu Jepang, kemudian Ousama Game, lalu diganti truth or truth karena ada sedikit kecelakaan saat bermain Ousama Game..






playing karuta


Alhasil, aku kurang tidur dan jadi lemes untuk tour hari kedua di Nara. Nara yang penuh dengan shika, rusa. Sampai ada dajare yg bunyinya, 奈良なら鹿しかいない、(nara nara shika shika inai - di Nara cuma ada rusa)








Kami mengunjungi Toudaiji, kuil tempat patung Buddha yang sangat besar berada. Aku pernah ke sana juga, hanya saja waktu itu aku sudah sangat lelah dengan rusa jadi tidak ikut masuk untuk melihat patung Buddha. Tapi, kali ini, aku ikut masuk karena sudah bagian dari tour. Aku jadi agak menyesal tapi cukup bahagia juga. Habisnya, di dalam itu ga ada rusa, sedangkan aku sebelumnya masih harus berurusan dengan rusa waktu menunggu teman-teman yang pergi ke Nara bersama-sama saat musim semi. Senang, karena dengan begitu aku ga masuk ke tempat yang sama dua kali.









Setelah itu, kami masuk ke Koufukuji dan Houryuuji..
Kedua tempat ini lebih mirip museum yang memamerkan barang-barang antik jadi dilarang foto-foto.. huh!

Jadi ga begitu banyak kenangan yang nempel di sana. Hahaha. Paling cuma waktu menuju bis dari Houryuuji, aku harus sepayung berdua dengan temen yang, ehem, keren, sih, sayangnya charao (playboy). Aku ga minat juga ma dia.. Hahaha..





Balik lagi ke hotel, aku memutuskan untuk segera mandi, supaya bisa segera istirahat setelah makan malam. Tapi, ujung-ujungnya setelah menemani seorang teman yg ingin makan ice cream, aku dan teman-teman berjalan-jalan di pinggiran sungai Horikawa.
Setelah kembali ke hotel pun, aku ga langsung tidur tapi nonton acara tentang makanan sambil menunggu Shabekuri 007.. Acara talk show favorite-ku karena pembawa acaranya adalah 7 orang pelawak berpakaian jas hitam..











Untung hari ini aku bisa bangun sekitar jam 6 pagi. Dan bisa menikmati ofuro besar sendirian. Ada yang masuk sebelum aku sih, tapi pas aku sampai mereka dah pada selesai. Hahaha..
Lalu, hari ketiga adalah wisata di Kyoto lagi. 







Jepretan iseng lagi dari dalam bis


Kami dijadwalkan untuk ke Nijo Castle, yang ternyata tutup dan baru kami ketahui setelah tiba di sana. 



Nijo Castle, sayang lagi tutup


Lalu tujuan diganti ke Ginkakuji.
Aku sudah pernah ke sana juga, tapi sama seperti Kinkakuji, waktu itu zero information. Kali ini, aku menyimak penjelasan tour guide-nya. Jadi, Ginkakuji itu dibangun oleh cucunya Ashikaga Yoshimitsu, yaitu shogun Ashikaga Yoshimasa, setelah bertengkar dengan istrinya mengenai siapa penerus tahta ke-shogun-an. Yang tau sejarah Jepang mungkin pernah dengar peristiwa Ounin no Ran, peristiwa tentang pertengkaran suami-istri yang bikin Kyoto terbakar. Itu dia peristiwanya. Menurut penjelasan bu Ikumi Matsui, tour guide-nya, pertengkaran itu disebabkan karena sang shogun sudah memutuskan tahtanya akan diberikan kepada adiknya karena istrinya tak kunjung melahirkan. Eeh, istrinya melahirkan dan mengatakan kalo anak yang dikandungnya-lah yang berhak atas tahta ke-shogun-an. Berantem deh.. Hasilnya? Istrinya menang, dan anaknya jadi Shogun. Sang bapak ngambek (maaf, kalo soal "ngambek" ini, cuma karanganku aja) dan memutuskan untuk pergi menyendiri. Kemudian, dibangunlah Ginkakuji sebagai tempat menyendiri beliau itu. Dengan kata lain, Ginkakuji adalah bangunan yang terjadi sebagai hasil pertengkaran suami-istri. *geleng-geleng kepala*

Berbeda dengan Kinkakuji, yang megah karena benar-benar berwarna emas, Ginkakuji tampak sangat biasa. Yang membuatnya perak (gin-iro) adalah selain banyaknya hamparan pasir putih di tamannya, adalah pemandangan bulan yang berwarna keperakan yang muncul dari balik gunung yang memagari bangunan tersebut.











Kemudian, kami menuju Kiyomizu-dera, yang aku juga pernah kunjungi sebelumnya. Tidak ada yang berubah kecuali cuaca saat itu yang benar-benar menyengat. Oh, sama en-musubi-gami (dewa asmara). Waktu aku datang sebelumnya, ntah karena renovasi, atau karena datangnya kesorean (lupa).aku ga bisa melihat di satu bagian Kiyomizu-dera itu. Makanya aku ga menyia-nyiakan kesempatan ini dan mencoba menaiki tangga batu menuju tempat yang kebanyakan memajang dan menjual benda-benda yang aku tidak mengerti. (Kenapa aku lemah banget sama kanji, sih?)
Tapi aku sempet ambil foto-foto, sih.. hahahaha..




















Habis itu aku menuju tempat-tempat yang menjual bermacam-macam souvenir sambil kembali ke parkiran bis..
Setelah itu, kami menuju Sanjuusangendou, kuil yang dipakai untuk menyimpan patung-patung Buddha, dan ada ribuan patung Buddha di sana.
Ada beberapa patung dewa yang terasa dekat, seperti Karura dan Kazegami. Karena nama asli mereka dalam cerita India adalah Garuda dan Vayu (Bayu, Jawa: angin)
Setelah itu kami menuju Stasiun Kyoto, dan di sinilah aku, menghabiskan sebagian waktuku di Shinkansen untuk menulis post ini.
Lagu penutupnya, Perfect by Simple Plan.