Pertama-tama, mari kita simak gambar
berikut,
Sumber: Facebook |
Oke. Saya harus mengakui pada saat
pertama kali baca pernyataan si cowok bahwa pertanyaan "kenapa"
dijawab dengan "karena", bukan "gapapa", saya tidak merasa
ada yang janggal. Karena memang dalam KBBI online, kenapa adalah ragam
percakapan dari pronomina yang bertujuan untuk menanyakan sebab atau alasan
(mengapa). Namun, saya merasa "kenapa" dalam pertanyaan "kamu
kenapa?" malah akan aneh jika dijawab dengan dimulai kata
"karena". Ini cuma analisis ngawur saya saja sih, tapi ada dua
kemungkinan dari pertanyaan "kamu kenapa?" tersebut.
Pertama, sebenarnya "kamu kenapa?"
adalah bentuk lain dari "apa yang terjadi denganmu?". Jadi, pembicara bukan menanyakan suatu sebab
atau alasan, tetapi meminta informasi mengenai keadaan lawan bicaranya. Oleh
karena itu, seharusnya tidak aneh kalau dijawab dengan kata "gapapa",
yang bisa dianggap sebagai ragam percakapan dari "tidak ada apa-apa".
Kedua, "kamu kenapa?"
adalah bentuk lain dari "apa yang terjadi denganmu? Mengapa itu
terjadi?". (Makanya urutan penyebutannya juga jadi "kamu" dulu
baru "kenapa", bukan "kenapa" baru "kamu".
Walaupun pertanyaan "kenapa kamu?" juga tidak aneh, sih.) Jadi,
"kenapa" dalam pertanyaan "kamu kenapa?" akan lebih alami
jika dijawab dengan jawaban yang menyatakan kondisi orang yang ditanya seperti
berikut.
- "Aku tidak apa-apa" atau "Gapapa",
- "Aku marah",
- "Aku sedih”,
- "Aku takut", dsb
Jawaban-jawaban di atas dapat
dianggap bahwa sebenarnya mereka adalah bentuk singkat dari kalimat-kalimat
berikut.
- "Aku tidak apa-apa. Karena tidak ada apa-apa yang menggangguku/ menyusahkanku/ membuatku marah"
- "Aku marah. Karena aku dengar kamu pergi dengan cewek lain kemarin." #ergh
- "Aku sedih. Karena aku merasa kamu tidak jujur lagi padaku." #hoek
- "Aku takut. Karena mukamu serem." #apasih
Atau, kalau memang mau memaksakan
untuk menjawab pertanyaan "kenapa" itu dengan "karena",
bisa saja bentuk lengkap jawaban-jawaban di atas adalah sebagai berikut.
- "Karena tidak ada apa-apa yang menggangguku/menyusahkanku/membuatku marah, aku tidak apa-apa"
- "Karena aku dengar kamu pergi dengan cewek lain kemarin, aku marah."
- "Karena aku merasa kamu tidak jujur lagi padaku, aku sedih."
- "Karena mukamu serem, aku takut."
Tapi jawaban-jawaban di atas menurut
saya hanya mungkin dilakukan oleh orang-orang Indonesia yang belajar Bahasa
Jepang dan tinggal di Jepang dalam waktu lama. Karena menyatakan suatu alasan
atau sebab terlebih dahulu lalu menyatakan hal yang ingin disampaikan adalah
kebiasaan orang-orang Jepang yang terbiasa menahan diri untuk tidak menyatakan
pendapat atau pernyataan yang bersifat subyektif, sehingga mereka menutupinya
terlebih dahulu dengan beragam alasan.
Sekian. *drop mic*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar