Jumat, Mei 17, 2013

Perpustakaan Tokyo University of Foreign Studies

Akhirnya kuliah jam keempat pun berakhir. Hari ini terlewatkan dengan agak "bahaya". Kuliah hari ini dimulai pada jam kedua yaitu pukul 10.10 waktu Tokyo, kuliah yang disebut Academic Writing. Kuliah yang mengharuskan mahasiswa yang mengikutinya untuk menulis laporan sebagai penentu nilai di akhir semester, yang sebenarnya ga mau aku ambil, tapi terpaksa kuambil karena ini kuliah wajib untuk Nikkensei seperti aku. Selain menulis laporan, yang tiap minggunya kami harus melaporkan kemajuannya, kami juga mendapat tugas rumah mengerjakan soal-soal di buku panduan menulis laporan. Keren, ya? Buku panduan menulis laporan, pake tugas-tugas segala.
Untuk tugas-tugas yang itu aku terbilang rajin, karena jawabannya biasanya sudah ada, lol. Sedangkan untuk laporanku sendiri, jujur, aku maaaales setengah mati. Di akhir kuliah biasanya kami dikelompokkan dengan berdasarkan tema laporan dan berdiskusi tentang kemajuan laporan masing-masing. Sialnya, pas giliranku bercerita, dosennya pas lewat dan ketahuan-lah kalo aku belum mengerjakan apa-apa untuk laporan-ku. Ntah dosennya memang baik, atau karena beliau mengerti Nikkensei punya kewajiban laporan yang lain, aku dimaafkan sih. Tapi, tetep aja sedih. Karena setelah kuliah berakhir pun semangat untuk menulis laporan pun tetap tidak muncul. orz
Setelah jam ketiga dan keempat berakhir, aku memutuskan untuk ke perpustakaan. Aku benar-benar cinta dengan perpustakaan kampus ini. Koleksi buku-bukunya benar-benar bermutu. Ada empat lantai, dan dari lantai kedua sampai keempat ada tempat duduk yang sangat banyak dan bikin betah untuk berlama-lama di situ karena adanya fasilitas wi-fi yang berkecepatan tinggi. Hahaha.
Kalau meminjam buku, kita bisa meminjamnya sampai sekitar 2 minggu. Peminjaman bagi mahasiswa yang memiliki kartu mahasiswa bisa dilakukan dengan sistem self service dengan mesin yang bisa mengecek barcode kartu mahasiswa dan barcode buku. Kita bisa meminjam sampai 10 jilid buku. Jika ada buku yang sedang kita pinjam dan sudah lewat tenggat waktu pengembalian, maka mesin secara otomatis akan menolak untuk meminjamkan buku kepada kita. Denda? Ga ada. Kita hanya kena penalti tidak boleh meminjam buku selama jumlah hari kita terlambat mengembalikan buku, dihitung sejak buku tersebut dikembalikan. Kalo pas lagi senggang, mungkin gapapa. Tapi kalau lagi butuh, repot kan? Aku sih secara pribadi menilai sistem penalti ini lebih ampuh daripada sistem denda.
Di pintu masuk perpustakaan ada kalender yang disertai jam kerja perpustakaan setiap harinya. Jadi, kalau memutuskan mau ke perpus di satu hari, bisa di-cek dulu perpusnya buka dari jam berapa pada hari yang diinginkan itu. Seandainya perpus di FIB di UGM bisa seperti ini, mungkin aku bakal kangen berat sama perpus penuh kenangan suka duka mencari dan memikirkan tema skripsi dengan teman-teman saat kuliah Seminar Skripsi. lol
Yah, susah sih. Aku merasa nyaman dengan kehidupan di sini yang serba teratur, tapi gimana juga aku cinta Jogja, Solo, dan Indonesia yang juga menyimpan banyak kenangan manis selama 22 tahun hidupku. Ga mau pulang, tapi mau pulang. Lupakan. Niat awalnya mau mengulas soal perpus di sini, malah curcol.

Tidak ada komentar: