Akhir-akhir ini kalau nonton TV tu rasanya bosan. Aku ga bisa menilai kalau tayangannya ga ada yang bagus, karena aku termasuk jarang nonton TV jadi rasanya ga pantes memberikan penilaian.
Bisa jadi karena memang aku abroad-minded, ntahlah. Aku cuma semangat nonton acara Masha and the Bear, acara animasi Rusia tentang seorang anak yang usil sehingga dihindari oleh hewan-hewan lain, dan hanya seekor beruang yang mau bersabar menghadapi keusilannya.
Sebenarnya kalau diperhatikan, acara TV di Indonesia itu cukup beragam. Aku ga nonton semuanya dengan seksama, sih, tapi ada acara berita, animasi Indonesia, animasi luar negeri, sinetron, acara musik, acara kuis, acara masak, film, variety show, reality show, acara pengetahuan anak, acara komedi, dll. Tapi ya itu, biarpun acaranya beragam begitu, tetap saja tidak bisa menimbulkan keinginan untuk menontonnya. Ini sampai kapanpun cuma pendapat subyektif loh ya.. Soalnya ga semua acara TV ini aku tonton.
1. Acara Berita
Nonton acara berita itu seringnya jadi emosi. Berita tentang korupsi, bencana alam, politikus yang saling berperang pendapat dan saling menjatuhkan. Mendengarkan politikus yang cuma memutar-mutar yang ia sampaikan. Kemudian mendengarkan opini masyarakat yang ujung-ujungnya bicara "seharusnya pemerintah bla bla bla", "semoga pemerintah bla bla bla". Ntahlah, mungkin karena aku mulai ga percaya sama yang namanya pemerintah. Jadi males aja berharap pemerintah bisa terus memberikan solusi terbaik. Maksudku, coba bayangin kalo kamu jadi pemerintah donk. Ngurus bawahannya langsung sendiri belum tentu berhasil, gimana mau ngurus masyarakat yang banyak. Orang-orang di DPR sana banyak yang bawa kepentingan partai sih.
Ups, jadi melenceng kan. Soal ini, dibahas lain kali aja deh.
2. Animasi Indonesia
Acara ini ga begitu banyak. Dan aku sebenarnya sangat setuju kalau acara seperti ini dikembangkan. Apalagi aku memang suka animasi. Tapi ya mungkin karena terlalu sering nonton animasi Jepang yang seiyu (pengisi suara)-nya berlevel dewa (ada tanteku yang bilang "lebay" sih), animasi Indonesia jadi berkesan datar begitu. Cara ngomongnya malah menurutku terlalu dibuat-buat, dan setiap karakter memiliki cara bicara yang sama.
Coba ada animasi Indonesia yang karakter-karakternya dari berbagai macam suku di Indonesia, dengan cara bicara (kalau bisa sekalian pengisi suaranya) mengikuti suku karakter tersebut. Indonesia dah punya banyak suku, kok. Jadi kan bisa sekalian ngajarin anak-anak tentang keberagaman di Indonesia. Apalagi di Indonesia anggapan kalau animasi itu untuk anak-anak masih kuat.
3. Animasi luar negeri
Kalau animasi luar negeri ini cukup banyak. Tapi ntah kenapa kesannya suka dipotong di tengah-tengah dengan iklan. Kaya yang kubilang tadi, masih banyak orang Indonesia yang menganggap animasi itu untuk anak-anak. Iklan yang sering muncul adalah iklan jajanan anak-anak. Ini juga perhitungan subyektif sih, tapi rasanya perbandingan acara TVnya dengan iklan itu 50:50. Jadi, kalau umumnya acara animasi ini berdurasi 30 menit. Ntah dengan memotong opening atau ending song-nya, memotong di tengah-tengah, ujung-ujungnya 15 menit adalah iklan.
Jadi ga puas gitu. Mana episode yang sama diulang-ulang terus lagi.
4. Sinetron
Nah, ini! Banyak yang bilang kualitas sinetron itu jelek. Ceritanya ga natural untuk ukuran sinetron yang umumnya bertema kehidupan sehari-hari. Kalau dulu tema sinetron itu cinta dalam kehidupan sehari-hari antara orang-orang dewasa dengan segala konfliknya, sekarang, sinetron mengambil tema percintaan anak-anak SMP! (Atau malah SD? Ntahlah, jarang nonton). Hasilnya adalah, banyak anak-anak SMP dah pasang status galau-galauan karena dicuekin gebetan, saingan dengan temannya, dll.
Dari sisi karakter, yang sering muncul adalah karakter utama seolah-olah malaikat yang sempurna, yang tidak pernah marah atau dendam walaupun selalu mendapatkan perlakuan tidak adil akibat peran antagonis yang terkesan selalu marah-marah, dan rela melakukan apapun demi membuat hidup si pemeran utama sengsara. Sampai pernah waktu ada orang Jepang bikin status di fac*book tentang pengalamannya bertemu orang-orang Indonesia yang ramah, teman orang Jepang tersebut (yang juga orang Jepang) berkomentar kira-kira seperti ini "Wah, orang Indonesia ramah, ya. Padahal kalau di sinetron kesannya selalu marah-marah terus". Nah, lho! Makanya bikin sinetron yang bikin image orang Indonesia jadi bagus kek.
Lalu dari sisi tata rias, banyak yang berkesan tidak natural. Anak-anak sekolah dengan seragam rok pendek, bermake-up seolah mereka adalah model yang berjalan di catwalk dan bukan di koridor sekolah. Karakter orang miskin juga, bikin make up-nya yang natural aja lah. Karakter orang kaya selalu dengan penampilan mau kondangan, padahal di rumah sendiri. Sampai-sampai, aku pernah liat iklan sinetron yang mengambil adegan operasi di rumah sakit, dan aku menyadari bahwa si pasien pakai maskara! Sempet-sempetnya ya waktu harus akting terbaring lemah gitu memulas maskara.
Apalagi, sinetron tu ada kecenderungan memunculkan orang yang sedang terkenal buat jadi cameo. Bukan terkenal karena pinter akting atau apa. Terkenal karena dia melakukan sesuatu, atau menciptakan sesuatu, terus diajak main sinetron deh. Kan dari segi akting, jadi kurang memuaskan juga.
Ah, kalau ngomongin sinetron terus, bisa-bisa kepanjangan nih.
5. Acara musik
Ini harusnya acara yang bisa diharapkan bisa menyenangkan untuk ditonton. Kalau dulu biasanya acara musik itu cuma ada satu atau dua VJ, lalu sisanya adalah video musik. Tapi, sekarang, biasanya acaranya dengan banyak pembawa acara atau MC, sebagian MC berlatar komedian, beberapa penyanyi sebagai bintang tamu, yang akan perform lagunya masing-masing (kayanya seringnya lip sync, katanya), dengan beberapa penonton yang ikut menari-nari dengan gerakan yang sama untuk setiap lagu. Kesannya capek gitu. Mana MC-nya sukanya saling berebut untuk bisa ngomong. Makanya MC tu satu aja napa sih.
6. Acara kuis
Ini ga begitu banyak sebenernya. Ada yang penuh dengan peserta, ada yang mempertarungkan pengetahuan umum dua keluarga. Kalau yang terakhir ini sebenarnya bagus, tapi aku sering ga suka dengan gaya pembawa acaranya yang suka membawa kekurangan fisik peserta sebagai bahan candaan. Kesannya candaan yang ga bermutu gitu.
7. Acara masak
Aku juga jarang liat yang ini. Soalnya acara masaknya biasanya sekalian promosi alat masak atau bumbu masak. Kalau bumbu masak sih ga masalah benernya. Tapi kalau promosi alat masak yang harganya wah itu, jadinya malah bikin nonton karena kesannya harus beli alat itu dulu baru bisa masak yang enak begitu. Ada yang tau acara masak tapi dengan bahan dan alat seadanya?
8. Film
Ini ada dua, film Indonesia atau film luar negeri. Film Indonesia yang diputer di TV, bisa dibilang 11-12 sama sinetron. Karakter dan tata riasnya ga natural. Kalo film luar negeri, nasibnya kaya animasi luar negeri, banyak kepotong iklan. Dan kebanyakan sensornya. Soal sensor ini menurutku juga keterlaluan. Aku pernah lihat satu acara di mana muncul seorang wanita yang memakai baju renang. Kemudian bagian baju renang itu disensor dengan dikaburkan. Hasilnya, wanita itu tampak seperti tidak pakai baju! Bisa jadi pikiranku yang kotor. Tapi menurutku dipikir lagi deh soal sensor itu. Bahaya buat ditonton anak-anak? Anak-anak itu cuma tau apa yang diajarin orang tuanya! Makanya orangtua harus pinter ngejagain dan ngejelasin ke anak-anaknya Jangan langsung main larang tanpa penjelasan apa-apa. Apalagi anak-anak itu kalau dilarang malah jadi penasaran.
Ga ada waktu ngurusin anak karena sibuk kerja cari nafkah untuk anak? Jangan punya anak kalau jawabannya ga bertanggung jawab kaya gitu.
Jyahh.. Melenceng lagi...
9. Variety Show
Ini sih 11-12 ma acara kuis. Permasalahannya terletak sama pembawa acaranya. Kalau pembawa acaranya bagus, ya acaranya bagus. Jadi ya, ada sih, variety show yang bagus.
10. Reality Show
Kalau ini ada dua. Yang pertama, reality show yang menunjukkan orang-orang yang kurang mampu, yang berjuang sekuat tenaga untuk bertahan hidup dalam keadaan serba kekurangan. Yang kedua, reality show yang menunjukkan orang-orang yang juga hidup kekurangan, tapi tidak menyerah dan mampu menangkap kesempatan untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Kalau ditanya yang mana, aku lebih suka yang kedua sih. biar bisa membakar semangat gitu. Yang pertama bukannya jelek sih. Tapi kalau nonton yang begitu, sering muncul keinginan untuk nolongin ga sih? Tapi ya itu, aku sendiri masih pribadi yang berkembang, dan masih lemah, yang kadang merasa kesal dengan kelemahanku ini.
Aih...
11. Acara Pengetahuan Anak
Di acara pengetahuan anak ini, kadang sering muncul adegan anak-anak yang bermain sambil belajar hal-hal di sekitar mereka. Dengan melihat saja bisa tahu sih kalau itu akting. Dan aku juga pernah melihat satu pengambilan gambar di sebuah pabrik di sebuah daerah di dekat rumahku, jadi aku tahu adegan anak-anak itu memang benar akting. Waktu itu aku ngapain di situ? Cuma baito sebagai interpreter tamu dari Jepang yang kebetulan datang di pabrik itu saat pengambilan gambar. Kalo ini acaranya bagus sih. Cuma jamnya aja yang kurang pas kali ya. Biasanya siang menjelang sore saat aku ketiduran gara-gara bosan ga ada kerjaan. LoL
12. Acara Komedi
Harusnya ini jadi acara favoritku. Apalagi aku kalau nonton anime pasti cari yang ada genre komedi-nya dulu. Tapi mirip acara musik, orang yang muncul di panggung teralu banyak, dan sering saling berebut untuk mendapatkan perhatian. Jadinya, kalo aku bilang sih berantakan. Belum kalo bercandaan dengan bahan kekurangan fisik orang. Aku dah bilang alasan kenapa aku ga suka sebelumnya.
Yah, tapi ya ini cuma pendapat subjektif. Walaupun kebanyakan aku menceritakan sisi kekurangan acara TV Indonesia, ga semuanya jelek kok. Kalau mau bersabar, kadang-kadang ketemu juga acara yang bagus. Tapi ya, yang menentukan bagus tidaknya sesuatu itu banyak faktor sih. Kadang-kadang karena nila setitik rusak susu sebelanga, karena kurang di satu faktor, suatu acara jadi ga bagus keseluruhannya.
Aku tetap percaya kok, acara TV Indonesia akan menayangkan acara yang bermutu suatu saat nanti.
Bisa jadi karena memang aku abroad-minded, ntahlah. Aku cuma semangat nonton acara Masha and the Bear, acara animasi Rusia tentang seorang anak yang usil sehingga dihindari oleh hewan-hewan lain, dan hanya seekor beruang yang mau bersabar menghadapi keusilannya.
Sebenarnya kalau diperhatikan, acara TV di Indonesia itu cukup beragam. Aku ga nonton semuanya dengan seksama, sih, tapi ada acara berita, animasi Indonesia, animasi luar negeri, sinetron, acara musik, acara kuis, acara masak, film, variety show, reality show, acara pengetahuan anak, acara komedi, dll. Tapi ya itu, biarpun acaranya beragam begitu, tetap saja tidak bisa menimbulkan keinginan untuk menontonnya. Ini sampai kapanpun cuma pendapat subyektif loh ya.. Soalnya ga semua acara TV ini aku tonton.
1. Acara Berita
Nonton acara berita itu seringnya jadi emosi. Berita tentang korupsi, bencana alam, politikus yang saling berperang pendapat dan saling menjatuhkan. Mendengarkan politikus yang cuma memutar-mutar yang ia sampaikan. Kemudian mendengarkan opini masyarakat yang ujung-ujungnya bicara "seharusnya pemerintah bla bla bla", "semoga pemerintah bla bla bla". Ntahlah, mungkin karena aku mulai ga percaya sama yang namanya pemerintah. Jadi males aja berharap pemerintah bisa terus memberikan solusi terbaik. Maksudku, coba bayangin kalo kamu jadi pemerintah donk. Ngurus bawahannya langsung sendiri belum tentu berhasil, gimana mau ngurus masyarakat yang banyak. Orang-orang di DPR sana banyak yang bawa kepentingan partai sih.
Ups, jadi melenceng kan. Soal ini, dibahas lain kali aja deh.
2. Animasi Indonesia
Acara ini ga begitu banyak. Dan aku sebenarnya sangat setuju kalau acara seperti ini dikembangkan. Apalagi aku memang suka animasi. Tapi ya mungkin karena terlalu sering nonton animasi Jepang yang seiyu (pengisi suara)-nya berlevel dewa (ada tanteku yang bilang "lebay" sih), animasi Indonesia jadi berkesan datar begitu. Cara ngomongnya malah menurutku terlalu dibuat-buat, dan setiap karakter memiliki cara bicara yang sama.
Coba ada animasi Indonesia yang karakter-karakternya dari berbagai macam suku di Indonesia, dengan cara bicara (kalau bisa sekalian pengisi suaranya) mengikuti suku karakter tersebut. Indonesia dah punya banyak suku, kok. Jadi kan bisa sekalian ngajarin anak-anak tentang keberagaman di Indonesia. Apalagi di Indonesia anggapan kalau animasi itu untuk anak-anak masih kuat.
3. Animasi luar negeri
Kalau animasi luar negeri ini cukup banyak. Tapi ntah kenapa kesannya suka dipotong di tengah-tengah dengan iklan. Kaya yang kubilang tadi, masih banyak orang Indonesia yang menganggap animasi itu untuk anak-anak. Iklan yang sering muncul adalah iklan jajanan anak-anak. Ini juga perhitungan subyektif sih, tapi rasanya perbandingan acara TVnya dengan iklan itu 50:50. Jadi, kalau umumnya acara animasi ini berdurasi 30 menit. Ntah dengan memotong opening atau ending song-nya, memotong di tengah-tengah, ujung-ujungnya 15 menit adalah iklan.
Jadi ga puas gitu. Mana episode yang sama diulang-ulang terus lagi.
4. Sinetron
Nah, ini! Banyak yang bilang kualitas sinetron itu jelek. Ceritanya ga natural untuk ukuran sinetron yang umumnya bertema kehidupan sehari-hari. Kalau dulu tema sinetron itu cinta dalam kehidupan sehari-hari antara orang-orang dewasa dengan segala konfliknya, sekarang, sinetron mengambil tema percintaan anak-anak SMP! (Atau malah SD? Ntahlah, jarang nonton). Hasilnya adalah, banyak anak-anak SMP dah pasang status galau-galauan karena dicuekin gebetan, saingan dengan temannya, dll.
Dari sisi karakter, yang sering muncul adalah karakter utama seolah-olah malaikat yang sempurna, yang tidak pernah marah atau dendam walaupun selalu mendapatkan perlakuan tidak adil akibat peran antagonis yang terkesan selalu marah-marah, dan rela melakukan apapun demi membuat hidup si pemeran utama sengsara. Sampai pernah waktu ada orang Jepang bikin status di fac*book tentang pengalamannya bertemu orang-orang Indonesia yang ramah, teman orang Jepang tersebut (yang juga orang Jepang) berkomentar kira-kira seperti ini "Wah, orang Indonesia ramah, ya. Padahal kalau di sinetron kesannya selalu marah-marah terus". Nah, lho! Makanya bikin sinetron yang bikin image orang Indonesia jadi bagus kek.
Lalu dari sisi tata rias, banyak yang berkesan tidak natural. Anak-anak sekolah dengan seragam rok pendek, bermake-up seolah mereka adalah model yang berjalan di catwalk dan bukan di koridor sekolah. Karakter orang miskin juga, bikin make up-nya yang natural aja lah. Karakter orang kaya selalu dengan penampilan mau kondangan, padahal di rumah sendiri. Sampai-sampai, aku pernah liat iklan sinetron yang mengambil adegan operasi di rumah sakit, dan aku menyadari bahwa si pasien pakai maskara! Sempet-sempetnya ya waktu harus akting terbaring lemah gitu memulas maskara.
Apalagi, sinetron tu ada kecenderungan memunculkan orang yang sedang terkenal buat jadi cameo. Bukan terkenal karena pinter akting atau apa. Terkenal karena dia melakukan sesuatu, atau menciptakan sesuatu, terus diajak main sinetron deh. Kan dari segi akting, jadi kurang memuaskan juga.
Ah, kalau ngomongin sinetron terus, bisa-bisa kepanjangan nih.
5. Acara musik
Ini harusnya acara yang bisa diharapkan bisa menyenangkan untuk ditonton. Kalau dulu biasanya acara musik itu cuma ada satu atau dua VJ, lalu sisanya adalah video musik. Tapi, sekarang, biasanya acaranya dengan banyak pembawa acara atau MC, sebagian MC berlatar komedian, beberapa penyanyi sebagai bintang tamu, yang akan perform lagunya masing-masing (kayanya seringnya lip sync, katanya), dengan beberapa penonton yang ikut menari-nari dengan gerakan yang sama untuk setiap lagu. Kesannya capek gitu. Mana MC-nya sukanya saling berebut untuk bisa ngomong. Makanya MC tu satu aja napa sih.
6. Acara kuis
Ini ga begitu banyak sebenernya. Ada yang penuh dengan peserta, ada yang mempertarungkan pengetahuan umum dua keluarga. Kalau yang terakhir ini sebenarnya bagus, tapi aku sering ga suka dengan gaya pembawa acaranya yang suka membawa kekurangan fisik peserta sebagai bahan candaan. Kesannya candaan yang ga bermutu gitu.
7. Acara masak
Aku juga jarang liat yang ini. Soalnya acara masaknya biasanya sekalian promosi alat masak atau bumbu masak. Kalau bumbu masak sih ga masalah benernya. Tapi kalau promosi alat masak yang harganya wah itu, jadinya malah bikin nonton karena kesannya harus beli alat itu dulu baru bisa masak yang enak begitu. Ada yang tau acara masak tapi dengan bahan dan alat seadanya?
8. Film
Ini ada dua, film Indonesia atau film luar negeri. Film Indonesia yang diputer di TV, bisa dibilang 11-12 sama sinetron. Karakter dan tata riasnya ga natural. Kalo film luar negeri, nasibnya kaya animasi luar negeri, banyak kepotong iklan. Dan kebanyakan sensornya. Soal sensor ini menurutku juga keterlaluan. Aku pernah lihat satu acara di mana muncul seorang wanita yang memakai baju renang. Kemudian bagian baju renang itu disensor dengan dikaburkan. Hasilnya, wanita itu tampak seperti tidak pakai baju! Bisa jadi pikiranku yang kotor. Tapi menurutku dipikir lagi deh soal sensor itu. Bahaya buat ditonton anak-anak? Anak-anak itu cuma tau apa yang diajarin orang tuanya! Makanya orangtua harus pinter ngejagain dan ngejelasin ke anak-anaknya Jangan langsung main larang tanpa penjelasan apa-apa. Apalagi anak-anak itu kalau dilarang malah jadi penasaran.
Ga ada waktu ngurusin anak karena sibuk kerja cari nafkah untuk anak? Jangan punya anak kalau jawabannya ga bertanggung jawab kaya gitu.
Jyahh.. Melenceng lagi...
9. Variety Show
Ini sih 11-12 ma acara kuis. Permasalahannya terletak sama pembawa acaranya. Kalau pembawa acaranya bagus, ya acaranya bagus. Jadi ya, ada sih, variety show yang bagus.
10. Reality Show
Kalau ini ada dua. Yang pertama, reality show yang menunjukkan orang-orang yang kurang mampu, yang berjuang sekuat tenaga untuk bertahan hidup dalam keadaan serba kekurangan. Yang kedua, reality show yang menunjukkan orang-orang yang juga hidup kekurangan, tapi tidak menyerah dan mampu menangkap kesempatan untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Kalau ditanya yang mana, aku lebih suka yang kedua sih. biar bisa membakar semangat gitu. Yang pertama bukannya jelek sih. Tapi kalau nonton yang begitu, sering muncul keinginan untuk nolongin ga sih? Tapi ya itu, aku sendiri masih pribadi yang berkembang, dan masih lemah, yang kadang merasa kesal dengan kelemahanku ini.
Aih...
11. Acara Pengetahuan Anak
Di acara pengetahuan anak ini, kadang sering muncul adegan anak-anak yang bermain sambil belajar hal-hal di sekitar mereka. Dengan melihat saja bisa tahu sih kalau itu akting. Dan aku juga pernah melihat satu pengambilan gambar di sebuah pabrik di sebuah daerah di dekat rumahku, jadi aku tahu adegan anak-anak itu memang benar akting. Waktu itu aku ngapain di situ? Cuma baito sebagai interpreter tamu dari Jepang yang kebetulan datang di pabrik itu saat pengambilan gambar. Kalo ini acaranya bagus sih. Cuma jamnya aja yang kurang pas kali ya. Biasanya siang menjelang sore saat aku ketiduran gara-gara bosan ga ada kerjaan. LoL
12. Acara Komedi
Harusnya ini jadi acara favoritku. Apalagi aku kalau nonton anime pasti cari yang ada genre komedi-nya dulu. Tapi mirip acara musik, orang yang muncul di panggung teralu banyak, dan sering saling berebut untuk mendapatkan perhatian. Jadinya, kalo aku bilang sih berantakan. Belum kalo bercandaan dengan bahan kekurangan fisik orang. Aku dah bilang alasan kenapa aku ga suka sebelumnya.
Yah, tapi ya ini cuma pendapat subjektif. Walaupun kebanyakan aku menceritakan sisi kekurangan acara TV Indonesia, ga semuanya jelek kok. Kalau mau bersabar, kadang-kadang ketemu juga acara yang bagus. Tapi ya, yang menentukan bagus tidaknya sesuatu itu banyak faktor sih. Kadang-kadang karena nila setitik rusak susu sebelanga, karena kurang di satu faktor, suatu acara jadi ga bagus keseluruhannya.
Aku tetap percaya kok, acara TV Indonesia akan menayangkan acara yang bermutu suatu saat nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar