Yeey! Akhirnya sampai juga ke hari kelima. Untuk hari pertama sampai keempat, silakan baca "20161201 Gaigosai 2016 Hari Pertama (19 November 2016)",
"20161201 Gaigosai 2016 Hari Kedua (20 November 2016)",
"20161201 Gaigosai 2016 Hari Ketiga (21 November 2016)", dan
"20161201 Gaigosai 2016 Hari Keempat (22 November 2016)"
Gaigosai Hari Kelima
Sebenarnya bisa dibilang aku ga datang ke Gaigosai hari kelima, sih.
Aku cuma mampir sebentar saja ke Stand Masakan Indonesia untuk membeli jus sirsak, yang sebetulnya ingin kubeli sejak hari kedua tapi karena habis terjual jadi aku harus menunggu hingga hari kelima ini untuk bisa membelinya.
Aku langsung menuju ke asrama lagi setelah mendapatkan jus sirsaknya. Saat berjalan, aku melihat sosok yang tidak asing. Sebentar saja aku langsung menyadari kalau sosok itu adalah Olla! Teman seangkatan Japanese Studies dari Polandia.
Setelah ia menyelesaikan program Japanese Studies, dia langsung bekerja di suatu perusahaan di Jepang dan belum pulang ke Polandia sama sekali!
Dia bilang kalau dia iri padaku yang kembali sebagai Research Student, tapi karena dia sudah bukan mahasiswa lagi, dan karena dia harus kembali dulu ke Polandia untuk menjadi Research Student, dia memutuskan untuk tetap bekerja.
Aku ga begitu dekat dengan dia, jadi kami cuma ngobrol sebentar saja.
Setelah kembali ke kamar asrama, aku main game Scrabble di hape. Uuh.. Sedih banget deh main sendirian lawan komputer. Namun, sekitar jam 3 sore, bel kamarku berbunyi.
Ternyata Afrin, gadis mungil cantik dari India datang. Dia baru saja pulang dari Gaigosai. Dia pergi untuk mencicipi masakan India. Dia bercerita kalau pada penutupan Gaigosai jam 7 malam nanti akan diadakan kembang api. Kami kemudian memutuskan untuk berangkat dari asrama jam 6.50.
Suhu saat itu sudah cukup turun karena diprediksi keesokan harinya akan turun salju.
Kami tidak sengaja bertemu dengan beberapa mahasiswa tingkat satu yang baru saja menutup stand masakannya, lalu akhirnya kami menonton kembang api bersama.
Kembang apinya memang tidak sebesar kembang api Sumida River atau kembang api kota Shin-Urayasu dan hanya sebentar. Namun, cukup menjadi penutup acara festival kampus yang sampai-sampai meliburkan kuliah selama seminggu!
Mahasiswa-mahasiswi penyelenggara dan penjual stand-stand makanan tampak lelah. Banyak dari mereka yang suaranya sampai serak karena saling bersaing berteriak mempromosikan stand makanannya atau pertunjukannya.
Namun, tampak senyum bahagia mereka karena acara berakhir dengan baik, ditutup pula dengan kembang api yang memanjakan mata. Walau mereka pasti capek luar biasa, tapi pasti mereka menjadi semakin kompak karena dengan mengadakan festival ini, mereka saling bekerja sama, capek bersama-sama, bertemu dengan banyak orang, yang akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan.
Ini pengalaman Gaigosai yang kedua untukku. Tapi aku ga bisa mengatakan mana yang lebih berkesan, karena Gaigosai setiap tahun punya ceritanya sendiri, dan setiap cerita itu adalah cerita yang sangat berharga.
Gaigosai 2016 pun selesai...
"20161201 Gaigosai 2016 Hari Kedua (20 November 2016)",
"20161201 Gaigosai 2016 Hari Ketiga (21 November 2016)", dan
"20161201 Gaigosai 2016 Hari Keempat (22 November 2016)"
Gaigosai Hari Kelima
Sebenarnya bisa dibilang aku ga datang ke Gaigosai hari kelima, sih.
Aku cuma mampir sebentar saja ke Stand Masakan Indonesia untuk membeli jus sirsak, yang sebetulnya ingin kubeli sejak hari kedua tapi karena habis terjual jadi aku harus menunggu hingga hari kelima ini untuk bisa membelinya.
Aku langsung menuju ke asrama lagi setelah mendapatkan jus sirsaknya. Saat berjalan, aku melihat sosok yang tidak asing. Sebentar saja aku langsung menyadari kalau sosok itu adalah Olla! Teman seangkatan Japanese Studies dari Polandia.
Setelah ia menyelesaikan program Japanese Studies, dia langsung bekerja di suatu perusahaan di Jepang dan belum pulang ke Polandia sama sekali!
Dia bilang kalau dia iri padaku yang kembali sebagai Research Student, tapi karena dia sudah bukan mahasiswa lagi, dan karena dia harus kembali dulu ke Polandia untuk menjadi Research Student, dia memutuskan untuk tetap bekerja.
Aku ga begitu dekat dengan dia, jadi kami cuma ngobrol sebentar saja.
Setelah kembali ke kamar asrama, aku main game Scrabble di hape. Uuh.. Sedih banget deh main sendirian lawan komputer. Namun, sekitar jam 3 sore, bel kamarku berbunyi.
Ternyata Afrin, gadis mungil cantik dari India datang. Dia baru saja pulang dari Gaigosai. Dia pergi untuk mencicipi masakan India. Dia bercerita kalau pada penutupan Gaigosai jam 7 malam nanti akan diadakan kembang api. Kami kemudian memutuskan untuk berangkat dari asrama jam 6.50.
Suhu saat itu sudah cukup turun karena diprediksi keesokan harinya akan turun salju.
Kami tidak sengaja bertemu dengan beberapa mahasiswa tingkat satu yang baru saja menutup stand masakannya, lalu akhirnya kami menonton kembang api bersama.
Kembang apinya memang tidak sebesar kembang api Sumida River atau kembang api kota Shin-Urayasu dan hanya sebentar. Namun, cukup menjadi penutup acara festival kampus yang sampai-sampai meliburkan kuliah selama seminggu!
Mahasiswa-mahasiswi penyelenggara dan penjual stand-stand makanan tampak lelah. Banyak dari mereka yang suaranya sampai serak karena saling bersaing berteriak mempromosikan stand makanannya atau pertunjukannya.
Namun, tampak senyum bahagia mereka karena acara berakhir dengan baik, ditutup pula dengan kembang api yang memanjakan mata. Walau mereka pasti capek luar biasa, tapi pasti mereka menjadi semakin kompak karena dengan mengadakan festival ini, mereka saling bekerja sama, capek bersama-sama, bertemu dengan banyak orang, yang akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan.
Ini pengalaman Gaigosai yang kedua untukku. Tapi aku ga bisa mengatakan mana yang lebih berkesan, karena Gaigosai setiap tahun punya ceritanya sendiri, dan setiap cerita itu adalah cerita yang sangat berharga.
Gaigosai 2016 pun selesai...